BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melstarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakuka dengan cara generatif atau seksual.
Untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia, kita harus megetahui terlebih dahulu organ-organ kelamin yang terlibat serta proses yang berlangsung di dalamnya. Sistem reproduksi tidak bertujuan untuk survival individu, tetapi diperlukan untuk survival species dan berdampak pada kehidupan seseorang. Hanya melalui sistem reproduksi, blueprint genetik kompleks setiap spesies dapat bertahan didunia ini. Meskipun sistem reproduksi tidak berkontribusi pada homeostasis dan tidak penting untuk bertahan hidup seseorang seperti halnya sistem kardiovaskular, tetapi ia berperan penting dalam kehidupan seseorang. Sebagai contoh: pasangan suami istri yang baru menikah, umumunya sering ditanya apakah sudah mendapatkan anak.
Dengan demikian berearti sistem reproduksi berpengaruh terhadap perilaku psikososial seseorang secara signifikan. Fungsi reproduksi juga berdampak pada masyarakat. Organisasi kemasyarakatan membentuk unit yang membentuk lingkungan yang stabil dan kondusif untuk kehidupan spesies. Permasalahan yang dapat terjadi antara lain ledakan populasi yang perlu mendapatkan perhatian sehubungan dengan keterbatasan dunia ini dalam menampung dan memfasilitasi makhluk hidup. Oleh karena itu, diperlukan pembatasan atau kontrol sistem reproduksi.
Reproduksi merupakan suatu masalah yang dibahas manusia . Dari permulaan dan juga dalam perincian-perinciannya pembahasan itu mengandung konsepsi yang salah. Pada abad pertengahan dan sampai periode yang belum begitu lama, mitos dan khayal meliputi soal reproduksi. Hal tersebut memang wajar, oleh karena itu untuk memahami mekanisme reproduksi yang kompleks, orang harus tahu anatomi, harus telah menemukan mikroskop dan harus sudah ada ilmu-ilmu fundamental yang menjadi sumber fisiologi, embriology, obstetik dan lain lain .
1.2. Rumusan masalah
1. Bagaimana anatomi sistem reproduksi wanita?
2. Bagaimana fisiologi daari sistem reproduksi wanita?
3. Apa saja hormon yang terdapat pada wanita?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui anatomi sistem reproduksi wanita.
2. Mengetahui fisiologi sistem reproduksi wanita.
3. Mengetahui hormon yang terdapat pada wanita.
BAB 2
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA
2.1. DEFINISI
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang digunakan dalam berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme (manusia) berbeda antara laki-laki dan perempuan. Pada perempuan, ovarium adalah organ yang berfungsi menghasilkan ovum dan hormon estrogen dan progesteron. Jika ovum sudah mature, maka akan dilepaskan dari ovarium, hal ini disebut dengan ovulasi (wikipedia).
Organ reproduksi tersebut kebanyakan terletak di daerah pelvis. Dalam menjalankan fungsinya, organ tersebut juga dipengaruhi oleh kerja sistem hormonal.
Dilihat dari segi fungsi, sistem reproduksi pada wanita berfungsi dalam menghasilkan sel telur (ovum) yang mature, menyediakan tempat yang sesuai untuk fertilisasi ovum dan sperma, dan menyediakan lingkungan yang cocok untuk embrio sehingga dapat bertumbuh dan berkembang hingga kelahiran.
Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ genitalia eksterna dan organ genitalia interna. Organ genitalia eksterna dan vagina adalah bagian untuk senggama, sedangkan organ genitalia interna adalah bagian untuk ovulasi, tempat pembuahan sel telur, transportasi blastokis, implantasi, dan tumbuh kembang janin (Prawirohardjo, 2009)
2.2. GENITALIA EKSTERNAL
Organ genetalia eksternal adalah organ-organ yang dapat terlihar dari luar, yang disebut vulva. Vulva terbagi atas sepertiga bagian bawah vagina, klitoris, dan labia. Hanya mons dan labia mayor yang dapat terlihat pada genetalia perempuan, untuk itu pemeriksa perlu memisahkan labia mayor untuk melihat organ lainnya (Linda J. Heffner, 2006)
a) Mons Pubis atau Mons Veneris:
Merupakan bagian yang menonjol (bantalan) berisi jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat yang terletak bagian anterior shympisis pubis. Setelah pubertas kulit dari mons veneris tertutup oleh rambut-rambut. Mons veneris berfungsi untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika.
b) Labia Mayora (bibir besar)
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan ke bawah dan belakang. Kedua bibir ini di bagian bawah bertemu membentuk perineum (pemisah anus dengan vulva). Permukaan ini terdiri dari :
• Bagian luar: tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris.
• Bagian dalam: tanpa rambut, merupakan selaput lendir yang mengandung kelenjar sebasea (lemak).
Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan. Selain itu, labia mayora homolog embriologik dengan skrotum pada laki-laki
c) Labia Minora atau Nimfae (bibir kecil)
Lipatan dalam labia mayora tanpa folikel rambut. Terdapat banyak kelenjar sebasea dan ujung serabut saraf, yang membuatnya sangat sensitif.Adanya jaringan ikat yang mengandung banyak pembuluh darah dan otot polos membuat labia minora dapat mengembang.
Dibagian atas klitoris, labia minora bertemu membentuk prepusium klitoridis dan di bagian bawahnya bertemu membentuk frenulum klitoridis. Labia minora ini mengelilingi orifisium vagina.
d) Clitoris (kelentit)
Merupakan sebuah jaringan erektilyang homolog dengan penis laki-laki. Mengandung banyak urat-urat syaraf sensoris dan pembuluh-pembuluh darah sehingga sangat sensitif terhadap suhu, sentukan dan tekanan.
Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan mening-katkan keregangan seksual. Ujung badan klitoris dinamai Glans dan lebih sensitif dari pada badannya Letaknya anterior dalam vestibula.
e) Vestibulum (muara vagina)
Merupakan sebuah rongga berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dan depan ke belakang dan dibatasi di depan oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan di belakang oleh perineum (fourchette).
Vestibulum merupakan muara muara dari 6 buah lubang yaitu vagina, urethra, 2 muara kelenjar bartolini yang terdapat disamping dan agak ke belakang dari introitus vagina dan 2 muara kelenjar skene di samping dan agak ke dorsal urethra.
f) Kelenjar Bartholini (kelenjar lendir)
Merupakan kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina karena dapat mengeluarkan lendir. Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks, dan salurannya keluar antara himen dan labia minora.
g) Orifisium Uretra Externa (lubang kencing luar)
Tempat keluarnya air kencing yang terletak dibawah klitoris. Bukan merupaan bagian sistem reproduksi, akannya tetapi masuk dalam bagian ini karena letaknya menyatu dengan vulva. Fungsinya sebagai saluran untuk keluarnya air kencing.
h) Introitus / orificium vagina (lubang vagina)
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
i) Hymen
Merupakan jaringan yang menutupi introitus vagina, bersifat rapuh dan mudah robek.Biasanya hymen berlubang sebesar ujung jari berbentuk bulan sabit atau sirkular sehingga darah menstruasi dapat keluar. Namun kadang kala ada banyak lubang kecil (kribriformis), bercelah (septata), atauberumbai tidak beraturan (fimbriata). Pada tipe himen fimbriata, pada gadissulit membedakannya dengan himen yang sudah mengalami penetrasi saat koitus.
j) Perineum (jarak antara vulva dan anus)
Terletak diantara vulva dan depan anus, panjangnya kurang lebih 4cm.Terdapat otot-otot yang penting yaitu sfingter anus eksternadaninterna serta dipersyarafi oleh saraf pudendus dan cabang-cabangnya.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
2.3. GENITALIA INTERNA
Genitalia interna adalah organ reproduksi wanita yang terletak di dalam rongga pelvis. Genitalia interna yaitu sebagai berikut:
a) Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan uterus dengan vulva. Vagina terletak di antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebut rugae dan terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina, terdapat bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut porsio.
Porsio uteri membagi puncak vagina menjadi forniks anterior (depan), forniks posterior (belakang),forniks dekstra (kanan), forniks sinistra (kiri).
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan PH 4,5. Keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina adalah:
• sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah pada waktu haid dan sekret dari uterus.
• sebagai alat persetubuhan (senggama)
• sebagai jalan lahir pada waktu partus.
b) Cervix
Merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina. Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada vagina.
Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum).
Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
c) Uterus
Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis (panggul), antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan.Berfungsi sebagai tempat calon bayi dibesarkan. Bentuknya seperti buah alpukat dengan berat normal 30-50 gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan :
• Peritoneum:meliputi dinding uterus bagian luar, dan merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat saraf. Bagian ini meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen (perut).
• Myometrium:merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri dari otot polos yang disusun sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar saat proses persalinan.Diantara serabut-serabut otot terdapat pembuluh darah, pembuluh lymfe dan urat syaraf.
• Endometrium: merupakan lapisan terdalam dari uterus yang akan menebal untuk mempersiapkan jika terjadi pembuahan. Tebalnya susunannya dan faalnya berubah secara siklis karena dipengaruhi hormon-hormon ovarium.
Fungsi uterus yaitu untuk menahan ovum yang telah di buahi selama perkembangan. Sebutir ovum, sesudah keluar dari ovarium, diantarkan melalui tuba uterina ke uterus (pembuahan ovum secara normal terjadi di dalam tuba uterina). Endometrium disiapkan untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi itu dan ovum itu sekarang tertanam di dalamnya.
Sewaktu hamil, yang secara normal berlangsung selama kira-kira 40 minggu, uterus bertambah besar, dindingnya menjadi tipis, tetapi lebih kuat dan membesar sampai keluar pelvis masuk ke dalam rongga abdomen pada masa pertumbuhan fetus.
Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus berkontraksi secara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar kemudian kembali ke ukuran normalnya melalui proses yang dikenal sebagai involusi.
d) Tuba Fallopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
• Pars isthmica (proksimal/isthmus): merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.
• Pars ampularis (medial/ampula): tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
• Pars infundibulum (distal): dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
e) Oviduct
Merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya.
f) Ovarium
Ovarium adalah kelenjar berbentuk buah kenari, terletak di kanan dan kiri uterus, di bawah tuba uterina, dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uteri. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berisi sejumlah besar ovum belum matang, yang disebut oosit primer. Setiap oosit dikelilingi sekelompok sel folikel pemberi makanan. Pada setiap siklus haid sebuah dari ovum primitif ini mulai mematang dan kemudian cepat berkembang menjadi folikel ovari yang vesikuler (folikel Graaf).
Sewaktu folikel Graff berkembang, perubahan terjadi di dalam sel-sel ini, dan cairan likuor folikuli memisahkan sel-sel dari membran granulosa menjadi beberapa lapis. Pada tahap inilah dikeluarkan hormon estrogen. Pada masa folikel Graff mendekati pengembangan penuh atau pematangan, letaknya dekat permukaan ovarium, dan menjadi makin mekar karena cairan, sehingga membenjol seperti pembengkakan yang menyerupai kista pada permukaan ovarium. Tekanan dari dalam folikel menyebabkannya sobek dan cairan serta ovum lepas melalui rongga peritoneal masuk ke dalam lubang yang berbentuk corong dari tuba uterina. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan dan dikeluarkan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
2.4. PELVIS PEREMPUAN
Pelvis atau panggul pada wanita, dibagi menjadi dua, yaitu Pelvis Mayor dan Pelvis Minor.
a) Pelvis Mayor
Disebut juga panggul besar, dibentuk oleh 4 buah tulang, yaitu sepasang Os Coxae, Os Sacrum, dan Os Coccygis.
1) Sepasang Os Coxae atau tulang pangkal paha, terdiri dari tiga buah tulang :
i. Tulang Usus (Os. Ilium)Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan bagian belakang tulang panggul. Batas atasnya merupakan penebalan tulang yang disebut crista iliaca. Ujung depan dan belakang crista iliaca menonjol : spina iliacaanterior superior dan spina iliaca posterior superior.
ii. Tulang Duduk (Os. Ischium)Terdapat disebelah bawah tulang usus. Pinggir belakang menonjol : spina ischiadica. Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, yang mendukung badan saat duduk disebut tuber ischiadicum
iii. Tulang Kemaluan (Os. Pubis)Terdapat disebelah bawah dan depan tulang usus. Dengan tulang duduk dibatasi foramen obturatum. Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus: ramus superior ossis pubis
2) Satu buah Os. Sacrum
Disebut juga tulang kelangkang, tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar dibagian atas dan mengecil dibagian bawahnya. Tulang kelangkang terletak di antara kedua tulang pangkal paha. Terdiri dari lima ruas tulang yang berhubungan erat.
3) Os. Coccygis
Berbentuk segitiga dengan ruas tiga sampai lima buah dan bersatu. Pada saat persalinan tulang tungging dapat didorong ke belakang sehingga memperluas jalan lahir.
b) Pelvis Minor
Tempat organ-organ genetalia internal seperti uterus, ovarium, vagina, kandung kemih, dll.
c) Fungsi Panggul Wanita
Fungsi umum panggul wanita adalah:
i. Panggul besar (Pelvis Mayor)Fungsi dari panggul besar adalah menyangga isi abdomen
ii. Panggul kecil (Pelvis Minor) Fungsi panggul kecil adalah membentuk jalan lahir dan tempat organ genitalia
d) Bentuk-bentuk Panggul Wanita
Menurut Caldwell-Moloy ada 4 bentuk panggul :
a. Panggul Gynecoid : bentuk panggul ideal, bulat dan merupakan jenis panggul tipikal wanita
b. Panggul Android : bentuk PAP seperti segitiga, merupakan jenis jenis panggul tipikal pria
c. Panggul Antropoid : bentuk PAP seperti elips, agak lonjong seperti telur
d. Panggul Platipeloid : bentuk PAP seperti kacang atau ginjal, picak,menyempit arah muka belakang.
2.5. HORMON REPRODUKSI PADA PEREMPUAN
Berikut ini adalah macam-macam hormon yang berperan dalam sistem reproduksi perempuan.
a) GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi men-stimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).
b) FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eli-minasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalamdarah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
c) LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
d) Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga dipro-duksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.
Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita.
▪ Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.
▪ Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.
▪ Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.
▪ Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi lemak tubuh.
▪ Pada tulang : estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang.
▪ Pada wanita pascamenopause : untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
e) Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
f) HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik.Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
g) LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.
Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen). Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan.
Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian organisme yang berkembang biak. Organ reproduksi terbagi menjadi dua bagan, meliputi external dan internal. Organ external terdiri dari vulva, labia mayora,labia minora, clitoris, vestibulum, peritonium, introitus, hymen dan orificium urethra externa, kelenjar bartholini. Adapun juga organ reproduksi internal, meliputi vagina, cervix, oviduk, tuba falopi, ovarium.
Pada perempuan terdapat pelvis atau biasa disebut tulang panggul. Pelvis dibagi 2 yaitu pelvis mayor dan pelvis minor. Pelvis mayor dibagi lagi menjado 3 os yaitu os coxae, os sacrum, os coccygis. Pelvis minor terdapat pada organ internal yaitu pada uterus, vagina, kandung kemih. Fungsi pelvis adalah menyangga isi abdomen dan membentuk jalan lahir. Ada4 bentuk tulang pangul yaitu android, gynecoid, antropoid, dan platinepoid. Selain itu ada hormon yang memepengaruhi reproduksi wanita anatara lain : esterogen, LH, GnRH, FSH, HCG, progesterone, prolactin.
3.2. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan para pembaca dapat lebih memehami isi dari makalah tentang sistem reproduksi wanita. Kami mengharapkan kritik dan sarannya demi kebaikan dari makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
http://aribubun.blogspot.co.id/2013/05/anatomi-panggul.html diakses tanggal 8 Maret 2016
http://rizkiauliarahmawati2012.blogspot.co.id/2013/07/anatomi-dan-fisiologi-organ-reproduksi.html diakses tanggal 3 maret 2016
https://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/09/anatomi-dan-fisiologi-sistem-reproduksi-wanita-2/ diakses tanggal 3 maret 2016
http://fisiologi-dian.blogspot.co.id/p/fisiologi-alat-reproduksi-wanita_19.html diakses tanggal 3 maret 2016
http://sitibarokahmidwife.blogspot.co.id/2014/01/genitalia-eksterna-dan-interna-pada.html diakses tanggal 3 maret 2016
Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
Wylie, Linda.2011 Esensial Anatomi & Fisiologi dalam Asuhan Maternitas. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan ,dan KB. Jakarta : EGC
Pearce, Evelin C. 2009. .Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia
Gibson, John, MD. 2000. Anatomi dan Fisiologi Modern. Jakarta : EGC
Bagian 0bstetri dan Ginekologi Fakultas kedokteran UNPAD. 1983. Obstetri fisiologi. Bandung : Elemen